Sabtu, 28 Juni 2014

Masa Kejayaan, Kemunduran dan Pembaharuan Pendidikan Islam



Masa Kejayaan, Kemunduran dan Pembaharuan Pendidikan Islam
A. MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
Masa ini dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam, yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah (sekolah-skolah) formal serta unversitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam.
Dalam perkembangan kebudyaan Islam, nampak adanya dua faktor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran islam itu sendiri. Dan faktor ekstern, yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari luar.
1. Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan islam
a. Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar
Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi katab adalah tempat belajar menulis.
b. Pendidikan rendah di Istana
Timbulnya pendidikan rendah di Istana untuk anak-naka maka para pejabat, adalah berdasarkanpemikiran bahwa pendidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya kelak setelah dewasa.
Guru yang mengajar di istana di sebut mu’addib. Kata mu’addib, berasal dari kata adab, yang berarti budi pekerti atau meriwayatkan. Guru pendidikan anak di istana disebut mu’addib. Karena berfungsi mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan dan pengetahuan-pengetahuan orang-orang dahulu kepada anak-anak pejabat.
c. Toko-toko kitab
Fungsinya bukan hanya sebagai tempat berjual beli kitab-kitab saja, tetapi juga merupakan tempat berkumpulnya para ulama, pujanggaa dan ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya, untuk berdiskusi, berdebat bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah. Sebagai lemabaga pendidikan dalam rangka pengembangan berbagai macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam.
d. Rumah-rumah para ulama (ahli ilmu pengetahuan)
Diantara rumah ulama terkenal yang menjadi tempat belajar adalah rumah Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ali Ibnu Muhammad Al-Fasihi, Ya’Qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah Al-Aziz billah Al-Fatimy, dan lain-lainnya.
e. Majlis atau saloon kesusastraan
Dengan majlis atau saloon kesusastraan, dimaksud adalah suatu majlis khusus yang diadakan oleh khalifah untuk membahas berbagai macam ilmu pengetahuan. Majlis ini bermula sejak zaman khulafurasyidin.
Pada masa Harun Al-Rasyid (170-193 H) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar biasa, karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan, sehingga khalifah sendiri aktif di dalamnya.
f. Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badwi)
Di badiah-badiah ini biasanya berdiri ribat-ribat atau zawiyah-zawiyah yang merupakan pusat-pusat kegiatan daripada ahli sufi. Di sanalah sufi mengembangkan metode khusus dalam mencapai ma’rifat, suatu tingkat ilmu pengetahuan yang mereka anggap paling tinggi nilainya.
g. Rumah sakit
Rumah-rumah sakit tersebut, bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit, tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawat dan pengobatan.
h. Perpustakaan
Buku adalah merupakan sumber informasi berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada dan telah dikembangkan oleh para ahlinya. Orang dengan mudah dapat belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang telah tertulis dalam buku.
Baitul Hikmah di Bagdad yang didirikan oleh Khlifah Harun Al-Rasyid, adalah merupakan salah satu contoh dari perpustakaan Islam yang lengkap, yang berisi ilmu-ilmu agama Islam dan Bahasa Arab, bermacam-macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pada masa itu, dan berbagai buku-buku terjemahan dari bahasa-bahasa Yunani, Persia, India, Qibty dan Aramy.
i. Masjid
Masjid dalam dunia Islam, sepanjang sejarahnya tetap memegang pernanan yang pokok, di samping fungsinya sebagai tempat berkomunikasi dengan Tuhan, sebagai lembaga pendidikan dan pusat komunikasi sesama kaum muslimin.
2. Sistem pendidikan di sekolah-sekolah
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di laur masjid adalah bahwa :
a. Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang di dalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling mengganggu, di samping sering pula mengganggu orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan demikian, mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqah tersebut ke luar lingkungan masjid, dan didirikanlah bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang kuliah atau kelas-kelas yang tersendiri.
b. Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agamma maupun umum maka dieprlukan semakin banyak khalaqah-khalaqah (lingkaran-lingkaran pengajaran), yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid.
Mahmud Yunus, secara garis besar menggambarkan pokok-pokok rencana pelajaran pada berbagai tingkatan pendidikan tersebut sebagai berikut :
a. Rencana pelajaran kuttab (pendidikan dasar)
1) Membaca Al-Quran dan menghafalnya
2) Pokok-pokok agama Islam, seperti cara wudhu, salat, puasa dan sebagainya
3) Menulis
4) Kisah atau riwayat orang-orang besar Islam
5) Membaca dan menghafal syair-syair atau nasar (prosa)
6) Berhitung
7) Pokok-pokok nahwu dan saraf ala kadarnya
b. Rencana pelajaran tingkat menengah
1) Al-Quran
2) Bahasa Arab dan kesustraanya
3) Fiqh
4) Tafsir
5) Hadis
6) Nahwu/saraf/balagah
7) Ilmu-ilmu pasti
8) Mantiq
9) Ilmu Falak
10) Tarikh (sejarah)
11) Ilmu-ilmu Alam
12) Kedokteran
13) Musik
14)
c. Rencana pelajaran pada pendidikan tinggi
Pada umumnya rencana pelajaran pada perguruan tinggi Islam, dibagi menjadi dua jurusan, yaitu :
1) Jurusan ilmu-ilmu agama dan bahasa serta sastra Arab, yang juga disebut sebagai ilmu-ilmu Naqiyah, yang meliputi :
a). Tafsir Al-Quran
b). Hadis
c). Fiqh dan ushul Fiqh
d). Nahwu/saraf
e). Balagah
f). Bahasa Arab dan Kesusastraannya
2) Jurusan ilmu-ilmu umum, yang disebut sebagai ilmu Aqliyah meliputi :
a). Mantiq
b). Ilmu-ilmu alam dan kimia
c). Musik
d). Ilmu-ilmu pasti
e). Ilmu ukur
f). Ilmu falak
g). Ilmu Hahiyah (Ketuhanan)
h). Ilmu Hewan
i).Ilmu Tumbuh-tumbuhan
j). Kedokteran
3. Puncak kemajuan ilmu dan kebudayaan Islam
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam, adalah sebagai akibat dan berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran Islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar.
Henry Margenan dan David Bergamini dalam The Scientish sebagaimana diolah oleh Jujun S. Suriasumantri, telah mendaftar sederetan cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan sebagai haisl perkembangan pemikiran dan ilmiah di kalangan kaum muslimin pada masa jayanya, Yang kemudian secara berangsur-angsur berpindah ke dunia Barat, sebagai berikut :
a. Dalam bidang matematika, telah dikembangkan oleh para sarjana muslim berbagai cabang ilmu Pengetahuan, Seperti Teori Bilangan, Al-jabar, Geometri Analit, dan Trigonometri.
b. Dalam bidang Fisika, mereka telah berhasil mengembangkan Ilmu Mekanika dan Optika
c. Dalam kimia, telah berkembang ilmu Kimia
d. Dalam bidang Astronomi, kaum muslimin telah memiliki Ilmu Mekanika Benda-benda langit
e. Dalam bidang geologi, para ahli ilmu pengetahuan muslim telah mengembangkan Geodesi, Minerologi, dan meteorologi
f. Dalam bidang Biologi, mereka telah memiliki ilmu-ilmu Phisiologi, Anatomi, Botani, Zoologi, Embriologi dan Pathologi
g. Dalam bidang sosial, telah pula berkembang Ilmu politik
B. MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM
Sebab-sebab melemahnya pikiran Islam tersebut, antara lain dilukiskannya sebagaiberikut :
1. Telah berkelebihan filsafat Islam (yang bercorak sifistis) dimasukan oleh Al-Ghazali dalam Islam dan berkelebihan pula Ibn Rusyd dalam memasukan filsafat Islamnya (yang bercorak rasionalistis) ke dunai Islam di Barat
2. Para khalifah, sultan, Amir, umat Islam melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, jadi tidak memberi kesempatan berkembang, jika pada awalnya para pejabat pemerintah itu sangat memperhatikan pendidikan Islam dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan, maka pada masa ini para ahli ilmu pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan pemerintah sehingga melupakan tugas-tugas pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan
3. Banyak terjadi pemberontakan dan serangan dari luar, sehingga menimbulkan kehancuran dan mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia Islam. Pemikiran Islam berpindah tangan ke tangan ke kaum Nasrani, mereka telah mengikuti jejak kaum muslimin dan menggunakan hasil buah pikiran yang mereka peroleh dari pikiran umat Islam
C. MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
1 Pola-pola pembaharuan pendidikan Islam
(1). Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa
(2). Yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam.
(3). Yangg berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat nasionalisme
Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar