Masa Kejayaan, Kemunduran dan Pembaharuan Pendidikan Islam
A. MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
Masa ini dimulai dengan
berkembang pesatnya kebudayaan Islam, yang ditandai dengan berkembang luasnya
lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah (sekolah-skolah) formal
serta unversitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam.
Dalam perkembangan kebudyaan
Islam, nampak adanya dua faktor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor intern
atau pembawaan dari ajaran islam itu sendiri. Dan faktor ekstern, yaitu berupa
rangsangan dan tantangan dari luar.
1. Berkembangnya lembaga-lembaga
pendidikan islam
a. Kuttab sebagai lembaga
pendidikan dasar
Kuttab atau maktab, berasal dari
kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi katab adalah
tempat belajar menulis.
b. Pendidikan rendah di Istana
Timbulnya pendidikan rendah di
Istana untuk anak-naka maka para pejabat, adalah berdasarkanpemikiran bahwa
pendidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan
tugas-tugasnya kelak setelah dewasa.
Guru yang mengajar di istana di
sebut mu’addib. Kata mu’addib, berasal dari kata adab, yang berarti budi
pekerti atau meriwayatkan. Guru pendidikan anak di istana disebut mu’addib.
Karena berfungsi mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan dan
pengetahuan-pengetahuan orang-orang dahulu kepada anak-anak pejabat.
c. Toko-toko kitab
Fungsinya bukan hanya sebagai
tempat berjual beli kitab-kitab saja, tetapi juga merupakan tempat berkumpulnya
para ulama, pujanggaa dan ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya, untuk berdiskusi,
berdebat bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah. Sebagai lemabaga
pendidikan dalam rangka pengembangan berbagai macam ilmu pengetahuan dan
kebudayaan islam.
d. Rumah-rumah para ulama (ahli
ilmu pengetahuan)
Diantara rumah ulama terkenal
yang menjadi tempat belajar adalah rumah Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ali Ibnu
Muhammad Al-Fasihi, Ya’Qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah Al-Aziz billah
Al-Fatimy, dan lain-lainnya.
e. Majlis atau saloon
kesusastraan
Dengan majlis atau saloon
kesusastraan, dimaksud adalah suatu majlis khusus yang diadakan oleh khalifah
untuk membahas berbagai macam ilmu pengetahuan. Majlis ini bermula sejak zaman
khulafurasyidin.
Pada masa Harun Al-Rasyid
(170-193 H) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar biasa, karena
khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan,
sehingga khalifah sendiri aktif di dalamnya.
f. Badiah (padang pasir, dusun
tempat tinggal badwi)
Di badiah-badiah ini biasanya
berdiri ribat-ribat atau zawiyah-zawiyah yang merupakan pusat-pusat kegiatan
daripada ahli sufi. Di sanalah sufi mengembangkan metode khusus dalam mencapai
ma’rifat, suatu tingkat ilmu pengetahuan yang mereka anggap paling tinggi
nilainya.
g. Rumah sakit
Rumah-rumah sakit tersebut, bukan
hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit, tetapi
juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawat dan pengobatan.
h. Perpustakaan
Buku adalah merupakan sumber
informasi berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada dan telah dikembangkan oleh
para ahlinya. Orang dengan mudah dapat belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan
yang telah tertulis dalam buku.
Baitul Hikmah di Bagdad yang
didirikan oleh Khlifah Harun Al-Rasyid, adalah merupakan salah satu contoh dari
perpustakaan Islam yang lengkap, yang berisi ilmu-ilmu agama Islam dan Bahasa
Arab, bermacam-macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pada masa itu, dan
berbagai buku-buku terjemahan dari bahasa-bahasa Yunani, Persia, India, Qibty
dan Aramy.
i. Masjid
Masjid dalam dunia Islam,
sepanjang sejarahnya tetap memegang pernanan yang pokok, di samping fungsinya
sebagai tempat berkomunikasi dengan Tuhan, sebagai lembaga pendidikan dan pusat
komunikasi sesama kaum muslimin.
2. Sistem pendidikan di
sekolah-sekolah
Diantara faktor-faktor yang
menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di laur masjid adalah bahwa :
a. Khalaqah-khalaqah (lingkaran)
untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang di dalamnya juga terjadi
diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling mengganggu, di
samping sering pula mengganggu orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan
demikian, mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqah tersebut ke luar
lingkungan masjid, dan didirikanlah bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang
kuliah atau kelas-kelas yang tersendiri.
b. Dengan berkembang luasnya ilmu
pengetahuan, baik mengenai agamma maupun umum maka dieprlukan semakin banyak
khalaqah-khalaqah (lingkaran-lingkaran pengajaran), yang tidak mungkin
keseluruhan tertampung dalam ruang masjid.
Mahmud Yunus, secara garis besar
menggambarkan pokok-pokok rencana pelajaran pada berbagai tingkatan pendidikan
tersebut sebagai berikut :
a. Rencana pelajaran kuttab
(pendidikan dasar)
1) Membaca Al-Quran dan
menghafalnya
2) Pokok-pokok agama Islam,
seperti cara wudhu, salat, puasa dan sebagainya
3) Menulis
4) Kisah atau riwayat orang-orang
besar Islam
5) Membaca dan menghafal
syair-syair atau nasar (prosa)
6) Berhitung
7) Pokok-pokok nahwu dan saraf
ala kadarnya
b. Rencana pelajaran tingkat
menengah
1) Al-Quran
2) Bahasa Arab dan kesustraanya
3) Fiqh
4) Tafsir
5) Hadis
6) Nahwu/saraf/balagah
7) Ilmu-ilmu pasti
8) Mantiq
9) Ilmu Falak
10) Tarikh (sejarah)
11) Ilmu-ilmu Alam
12) Kedokteran
13) Musik
14)
c. Rencana pelajaran pada
pendidikan tinggi
Pada umumnya rencana pelajaran
pada perguruan tinggi Islam, dibagi menjadi dua jurusan, yaitu :
1) Jurusan ilmu-ilmu agama dan
bahasa serta sastra Arab, yang juga disebut sebagai ilmu-ilmu Naqiyah, yang
meliputi :
a). Tafsir Al-Quran
b). Hadis
c). Fiqh dan ushul Fiqh
d). Nahwu/saraf
e). Balagah
f). Bahasa Arab dan
Kesusastraannya
2) Jurusan ilmu-ilmu umum, yang
disebut sebagai ilmu Aqliyah meliputi :
a). Mantiq
b). Ilmu-ilmu alam dan kimia
c). Musik
d). Ilmu-ilmu pasti
e). Ilmu ukur
f). Ilmu falak
g). Ilmu Hahiyah (Ketuhanan)
h). Ilmu Hewan
i).Ilmu Tumbuh-tumbuhan
j). Kedokteran
3. Puncak kemajuan ilmu dan
kebudayaan Islam
Sebagaimana telah dikemukakan
bahwa tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam, adalah
sebagai akibat dan berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran Islam dengan
unsur-unsur yang berasal dari luar.
Henry Margenan dan David
Bergamini dalam The Scientish sebagaimana diolah oleh Jujun S. Suriasumantri,
telah mendaftar sederetan cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan
sebagai haisl perkembangan pemikiran dan ilmiah di kalangan kaum muslimin pada
masa jayanya, Yang kemudian secara berangsur-angsur berpindah ke dunia Barat,
sebagai berikut :
a. Dalam bidang matematika, telah
dikembangkan oleh para sarjana muslim berbagai cabang ilmu Pengetahuan, Seperti
Teori Bilangan, Al-jabar, Geometri Analit, dan Trigonometri.
b. Dalam bidang Fisika, mereka
telah berhasil mengembangkan Ilmu Mekanika dan Optika
c. Dalam kimia, telah berkembang
ilmu Kimia
d. Dalam bidang Astronomi, kaum
muslimin telah memiliki Ilmu Mekanika Benda-benda langit
e. Dalam bidang geologi, para
ahli ilmu pengetahuan muslim telah mengembangkan Geodesi, Minerologi, dan
meteorologi
f. Dalam bidang Biologi, mereka
telah memiliki ilmu-ilmu Phisiologi, Anatomi, Botani, Zoologi, Embriologi dan
Pathologi
g. Dalam bidang sosial, telah
pula berkembang Ilmu politik
B. MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN
ISLAM
Sebab-sebab melemahnya pikiran
Islam tersebut, antara lain dilukiskannya sebagaiberikut :
1. Telah berkelebihan filsafat
Islam (yang bercorak sifistis) dimasukan oleh Al-Ghazali dalam Islam dan
berkelebihan pula Ibn Rusyd dalam memasukan filsafat Islamnya (yang bercorak
rasionalistis) ke dunai Islam di Barat
2. Para khalifah, sultan, Amir,
umat Islam melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, jadi tidak memberi
kesempatan berkembang, jika pada awalnya para pejabat pemerintah itu sangat
memperhatikan pendidikan Islam dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada
para ahli ilmu pengetahuan, maka pada masa ini para ahli ilmu pengetahuan
umumnya terlibat dalam urusan pemerintah sehingga melupakan tugas-tugas
pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan
3. Banyak terjadi pemberontakan
dan serangan dari luar, sehingga menimbulkan kehancuran dan mengakibatkan
berhentinya kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia
Islam. Pemikiran Islam berpindah tangan ke tangan ke kaum Nasrani, mereka telah
mengikuti jejak kaum muslimin dan menggunakan hasil buah pikiran yang mereka
peroleh dari pikiran umat Islam
C. MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN
ISLAM
1 Pola-pola pembaharuan
pendidikan Islam
(1). Pola pembaharuan pendidikan
islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa
(2). Yang berorientasi dan bertujuan
untuk pemurnian kembali ajaran Islam.
(3). Yangg berorientasi pada
kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat nasionalisme
copy form : http://www.soegiartho.abatasa.com/post/detail/9923/masa-kejayaan-kemunduran-dan-pembaharuan-pendidikan-islam
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar